Waspada dan Bertahan
Kita mengenal akrab idiom ‘Ora et Labora’ yang artinya berdoa dan bekerja. Sebuah prinsip yang mengajarkan kita sebuah keseimbangan akan ritualisme dan karya.
Kita mengenal akrab idiom ‘Ora et Labora’ yang artinya berdoa dan bekerja. Sebuah prinsip yang mengajarkan kita sebuah keseimbangan akan ritualisme dan karya.
Seberapa keyakinan anda bahwa Allah benar-benar Hidup dan berkarya dalam hidup anda? Mari kita belajar melakukan “lompatan iman” seperti Ayub! Haleluya!
Dapat dipastikan bahwa orangtua pasti akan memperhatikan pertumbuhan fisik anak-anaknya, karena orangtua ingin mereka bertumbuh menjadi pribadi yang sehat. Namun apakah sebagai orangtua juga memperhatikan pertumbuhan rohani mereka? Lukas 2:52 memperlihatkan bahwa Yesus tidak hanya bertumbuh secara fisik, tetapi juga bertumbuh secara rohani.
Ancaman resesi global 2023 ada di depan mata, tahun 2023 dikatakan akan gelap! Pernyataan-pernyataan ini banyak kita baca dan dengar akhir-akhir ini. Berbagai sumber memang menyarankan agar kita memiliki persiapan finansial yang baik menyongsong tahun 2023, sebab diperkirakan laju inflasi akan tinggi, terjadi fenomena strong dollar, krisis pangan hingga perang di antara negara-negara dunia.
Secara khusus minggu ini kita akan membahas bagaimana penerimaan terhadap diri secara penuh menolong kita untuk juga menerima setiap kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota keluarga kita.
Mari kita belajar dari Habakuk, kita boleh berteriak kepada Tuhan, bahkan “protes” pada Allah, namun Habakuk tetap selalu tunduk, beriman, membuka hati dan membuka telinganya pada Tuhan dan firman-Nya
Berbagai kisah di Alkitab juga menuturkan penggunaan musik/lagu rohani secara ajaib. Daud misalnya, seorang pemain kecapi dan pemazmur. Ia menggunakan alat musik kecapi untuk menenangkan raja Saul yang sedang diganggu roh jahat, sehingga roh jahat pun undur dari Saul (1 Sam 16:23).
Uang bukanlah segala-galanya, tetapi segala-galanya membutuhkan uang! Tidak sedikit orang berlomba mencari uang atau bahasa bekennya “cuan”! Karena dengan “cuan” seseorang dapat membeli apapun dan melakukan apapun!
Di dalam gereja dan masyarakat kita bisa terjatuh dalam sikap yang keliru,
ketika hati kita dipenuhi dengan prasangka dan kebencian pada orang-orang yang kita anggap memiliki cacat cela dan dosa. Kita menekankan masalah kesucian fisik, hingga mengabaikan kesucian batin kita.
Perumpamaan dalam perikop sebelumnya, menggambarkan tuan yang marah karena para undangan banyak berdalih/alasan untuk tidak menghadiri pesta, dan malah sibuk dengan kegiatan sendiri/urusan masing-masing, dengan kata lain mereka mengabaikan tuan atau meremehkan tuan tersebut.