
Kita Semua Satu
- Kristus tidak membiarkan kita (para murid) sendirian sebatangkara bagai yatim piatu. Ia memberikan kepada kita ‘Seorang Penolong yang lain’ yang menyertai kita selama-lamanya dan diam di dalam kita (ay. 15-17)
Dalam bahasa asli, ‘Seorang Penolong yang lain’ disebut Parakletos, yaitu sosok yang membimbing, memberi semangat, menolong setiap waktu. Sosok ini menunjuk kepada Roh Kudus. Artinya, secara kasat mata Yesus memang nampak terpisah secara ragawi dengan kita, namun secara rohani kehadiran Yesus ada melalui Roh Kudus, menembus ruang dan waktu.
Bagaimana hal ini bisa kita rasakan? Ketika kita bisa mengingat dan merefleksikan berbagai pengalaman hidup kita yang penuh kesulitan, tapi tak terlepas dari pertolongan-Nya. Semakin kita mengikut Yesus, makin kita menyadari bahwa kita acapkali menghadapi jalan terjal berbatu-batu, tugas kita berat, tantangan hidup kita sukar, tetapi Roh Tuhan (Sang Penolong) akan selalu memampukan kita melewati segalanya. Sudahkah kita mengingat dan memberitakan karya Parakletos dalam pengalaman-pengalaman hidup kita? Tuhan yang sama akan menyertai kita dalam berbagai pergumulan hidup kita ke depan. - Tuhan ingin kita memahami dan merasakan kesatuan dan kehangatan relasi antara kita dengan Kristus dan Sang Bapa (ay.20). Dan relasi itu baru dapat kita rasakan ketika kita hidup sungguh mengasihi-Nya, memegang dan melakukan perintah-Nya (ay.15 & 21).
Ada banyak motivasi orang melakukan sesuatu bagi Tuhan. Yang pertama, sebagian orang melakukannya karena takut : beribadah karena takut tertimpa musibah/sakit-penyakit, kegagalan atau hal buruk lain. Yang kedua, melakukannya karena pamrih : rajin beribadah karena ingin Tuhan memberi imbalan berkat, kesuksesan, kekayaan, dsb. Dua motivasi ini tentu tidak tepat. Motivasi yang benar adalah yang ketiga, kita taat, rela menderita, tekun dalam kesulitan hidup karena kita tulus mengasihi Tuhan. Dan kita mengasihi Tuhan karena Ia telah terlebih dahulu mengasihi kita, berkorban sampai mati untuk keselamatan kita.
- Dari keteladanan kasih-Nya, kesatuan relasi-Nya dengan kita, kita diajak untuk meneladani hal itu bagi dunia. Menunjukkan kasih dalam dunia penuh kebencian, menjaga kesatuan dan persaudaraan di tengah dunia yang sering membedakan satu dengan yang lain.
Misalnya saja di tengah berita hoax untuk menyerang pendukung capres tertentu, beranilah sampaikan berita yang benar dan valid. Di tengah ujaran kebencian, sampaikanlah ujaran perdamaian dan kasih yang meredakan ketegangan. Di tengah diskriminasi ras/gender/warna kulit/agama, nyatakanlah sikap saling menerima dan mengasihi semua identitas secara setara.